Perjalanan Menuju Dunia Rolex
Hans Wilsdorf sangat yakin akan kemampuan seseorang untuk berinovasi dan berjuang untuk mencapai keunggulan.
Diterbitkan pada 22 Juli, 2024
Lebih dari 100 tahun setelah Rolex diciptakan, falsafah pendirinya semakin hidup, mulai dari proses pembuatan jam tangan hingga komitmen-komitmennya di seluruh dunia.
“Lawan yang saya hadapi tampaknya tak dapat ditaklukkan.”
Komitmen untuk keunggulan
Sejak awal, kisah Rolex telah ditandai dengan pencarian akan kesempurnaan dan ambisinya untuk mendorong batas demi pencapaian.
Pada pergantian abad ke-20, seorang pengusaha yang visioner dan berbasis di London berada di ambang kesuksesan. Targetnya? Untuk memperkenalkan dunia pembuatan jam tangan yang istimewa lewat kekhasan dial yang belum dikenal: Rolex. Sebuah nama baru, yang diciptakan pada 1908 ini, berhasil menjadi salah satu merek yang paling dihormati di dunia hanya dalam jangka waktu beberapa dekade. Hans Wilsdorf menceritakan riwayatnya kembali mengenai masa-masa awal perusahaannya, kala lawan yang dihadapinya tampak tidak dapat ditaklukkan.
Pengusaha ini memulai dengan sesuatu yang kecil, tetapi ia memiliki kualitas yang tak ternilai: visi, kegigihan dan kemampuan luar biasa untuk bekerja. Menjadi yatim piatu pada usia 12 tahun, hanya berbekal tekad untuk membantunya mengatasi tantangan, Hans Wilsdorf berlanjut untuk menciptakan jam tangan self-winding kedap air yang pertama di dunia dengan rotor Perpetual – sebuah jam tangan yang telah menjadi tolok ukur dalam hal kualitas dan gengsi.
“Terlalu rumit, terlalu rapuh, tidak dapat beradaptasi” – demikianlah jam tangan itu disambut dengan skeptisisme. Namun, dengan mengandalkan keyakinan yang dipegang teguh, Hans Wilsdorf berhasil mencapai tujuannya yang berani untuk membuat jam tangan Rolex – Oyster Perpetual – sebagai arketipe perangkat pengukur waktu yang kedap air: presisi, tangguh, dan mampu bertahan terhadap semua kondisi. Namun ia bukan hanya seorang visioner yang memberikan Rolex karakteristik teknis dan estetika fundamental. Pencarian terus menerus akan kesempurnaan disertai dengan kemurahan hati yang mendalam dan keyakinan yang tak tergoyahkan akan potensi manusia.
Menyatukan keahlian
Sebagai sebuah perusahaan yang terintegrasi dan mandiri, Rolex memiliki sumber daya manufaktur yang mencakup berbagai keterampilan dan pengetahuan. Para pembuat jam, insinyur, perancang dan ahli lainnya bekerja bersama dengan erat sejak perancangan hingga proses pembuatan jam-jam tangan ini. Budaya perusahaan Rolex didasarkan pada semua nilai manusia, yang menempatkan keahlian dan keterampilan nonteknis di pusat segala kegiatan Rolex.
Rolex adalah tuan rumah bagi berbagai profesi, dihidupkan kembali oleh karyawan yang ahli di bidangnya. Perusahaan memiliki kendali penuh atas komponen-komponen penting, mulai dari penuangan emas campuran hingga proses pengerjaan dengan mesin, penyelesaian akhir dan perakitan elemen mesin jam, case, dial dan tali atau rantai jam, serta penataan batu mulia. Pengetahuan teknisnya juga tersedia di seluruh dunia berkat jaringan layanan purna jual yang luar biasa.
Untuk memastikan keahlian merek ini tetap bertahan di masa depan, Rolex memiliki Pusat Pelatihan khusus. Didedikasikan untuk mengejar keunggulan dan pengembangan karyawannya, pusat pelatihan yang berlokasi di Jenewa ini, yang menyediakan pelatihan untuk para karyawan dan memberikan instruksi bagi para peserta magang. Perusahaan ini bercita-cita untuk meneruskan kebanggaan dalam keterampilan dan penguasaan akan pengetahuan ke generasi-generasi yang lebih muda.
Sebuah jam tangan yang berbeda dari yang lain
Koleksi Oyster Perpetual dibangun di atas kesuksesan model Oyster pertama, yang dipatenkan dan diluncurkan pada 1926. Sebagai jam tangan kedap air pertama di dunia, Oyster berperan sebagai perintis dalam pengembangan perangkat pengukur waktu modern. Selama bertahun-tahun, Oyster pantas dibanggakan dengan adanya banyak inovasi lainnya – seperti self-winding dengan rotor Perpetual (1931) – yang menentukan identitas model-model dalam koleksinya dan memperkuat reputasi Rolex untuk mencapai keunggulan, dengan presisi dan keandalan kronometrik sebagai landasan utamanya.
Oyster secara bertahap berkembang menjadi koleksi jam tangan yang mengintegrasikan fungsi-fungsi baru dan teknologi-teknologi inovatif. Semua model memiliki fitur dasar dan identitas visual yang kuat. Saat ini koleksi tersebut terdiri dari 12 jajaran, yang dibagi menjadi dua kategori: jam tangan Klasik seperti Datejust, dan Day-Date, dan jam tangan Profesional seperti Explorer, dan GMT-Master II.
Sebagai perintis jam tangan, Rolex adalah asal usul dari begitu banyak inovasi besar dalam industri pembuatan jam tangan, dan telah mendaftarkan lebih dari 600 paten sepanjang sejarahnya.